Finally, rekreasi juga setelah berbulan-bulan berencana baru bisa terlaksana. Kali ini banyak keanehan yang terjadi, mulai dari berangkat sampai pulang. Objek kali ini adalah pemandian alam bantimurung. Karena teman-teman sekelas susah banget diajakin untuk berwisata, biasanya hanya berencana tapi tak ada yang terlaksana. Makanya sehari sebelum keberangkatan gue baru ngusulin ke mereka abisnya kalau direncanakan beberapa minggu sebelumnya gak akan berhasil, niatnya sih supaya banyak yang ikut, kan kalau dibeitahu sehari sebelum hari H gak ada waktu untuk berfikir dan bilang tidak. Lumayan banyak yang bilang mau, senang juga rasanya mikirin besok akan bersenang-senang sama semuanya.
Keesokan harinya gue udah semangat juang 45 bangun tidur langsung beresin semua pekerjaan rumah, siap-siap untuk berangkat. Eh ternyata setelah sampai di tempat ngumpul baru 2 orang yang datang padahal janjinya jam 8 dan waktu gue tiba sudah jam 8.30. Setelah nunggu sejam lebih yang terkumpul ternyata Cuma 11 orang, yah lumayan lah dari pada gak berangkat sama sekali gue kan udah ngorbanin kuliah gue demi refreshing sehari ini.
Nah kami pun semua siap-siap untuk berangkat, pertama-tama tentunya cari mobil dulu buat kesana. Tentunya mobil yang dicari sesuai dengan biaya yang ada yaitu angkot. Nyari angkot untuk ditumpangi kesana ternyata susah gak ada kecocokan harga, beberapa angkot udah nawarin tapi gak ada harga yang cocok mana sopirnya seram-seram lagi. Bahkan ada angkot yang maksa kami naik padahal kami gak mau. Setelah sejam barulah kami dapat angkot yang pas kayaknya sih supirnya lumayan, gak menyeramkan kayak supir-supir sebelumnya.
Perjalanan pun dimulai jarak dari kotaku ke bantimurung sekitar satu jam tigah puluh menit. Di mobil kami pun saling bercanda dan
untuk menghilang kan rasa capek karena tadi berurusan sama supir angkot yang galak-galak. Dalam perjalanan mobil kami sempat di tahan oleh petugas katanya sih karena lewat batas operasinya. Supirnya pun diperiksa kelengkapan surat-suratnya. Tapi bukan berarti surut lengkap bisa lewat dengan mudah ternyatu untuk lewat masih dibutuhkan administrasi lain biasa lah untuk kelancara. Dalam hati gue berfikir, gila bener neh negeri orang besar semakin besar dan orang kecil semakin di kecilkan gimana mau sejahtera. Jadi ingat filmnya om dedi mizwar alangkah lucunya negri ni, kalau dipikir pikir emang lucu koruptor sama pencopet apa bedanya. Yah bedanya Cuma tempat mengambilnya, toh yang diambil sama-sama bukan milik meraka. Ya, sudalah biarkan pencuri-pencuri itu sadar dengan sendirinya (tapi kapan ya :D).
Kembali keperjalananya, akhirnya sampai juga di tempat tujuan, Pemandian alam bantimurung merupakan salah satu tempat wisata yang ramai pengunjungnya apalagi hari minggu kayak sekarang. Baru di pintu masuk aja udah bergerombol orang apalagi didalamnya. Pokoknya semua model ada deh mulai dari orang tua sampai anak-anak jangan kan anak-anak balita pun ada. Setelah ngantri ambil tiket masuk, cari tempat buat barang-barang, ritual pun dimulai. Biasa foto-foto abis itu mandi kan gak lucu ke pemandian tapi gak mandi. Karena kebetulan semua teman ku pengen mandi jadi kami bergantian jaga barang. Setelah puas berendam di bawah air terjun gue dan teman-teman naik untuk beristirahat.
Sementara asik-asiknya duduk, eh tiba-tiba ada yang menyapa dua orang cowok gak dikenal minta tolong buat di jagain tasnya. Karena orang asing jadi kami gak langsung terima. Dalam pikiran ku mulai timbul pikiran-pikiran aneh, bagaimana kalau ini orang sengaja nitip tasnya terus nanti kami di tuduh mengambil barang mereka terus disuruh ganti deh atau kalau tidak barang kami yang diambil (dasar otak sinetron…). Lama kemi berunding akhirnya karena kasihan melihat mereka teman ku pun setuju. Dan satu lagi mereka menawarkan untuk pulang bareng. Awalnya kami menolak untuk pulang bersama soalnya takut di culik atau diapa-apain tapi karena tawarannya menguntungkan jadi kami menerima tawarannya. Kami pun segera menelpon supir angkot tadi untuk membatalkan janji agar dia tidak menjemput kami lagi. Singkat cerita setelah puas mandi dan main kami siap-siap untuk pulang dan tentunya bersama kenalan baru tadi. Oh iya waktu di kamar ganti saat ganti pakaian terjadi hal memalukan, betul-betul bikin malu, kan kamar gantinya gantungannya kurang jadinya gue menaruh tas di sela-sela batu (kamar mandinya di buat dari gua yang di bentuk jadi ruang ganti), baju gue kemudian gue keluarkan dan gue simpan di sela batu yang lain tapi ternyata itu bukan sela batu tapi goa, semacam lorong lah. Jadilah pakaian gue terjun kelorong itu otomatis gue panic dan secara otomatis pula tirainya gue buka padahal gue sama teman gue Cuma pakai sarung untung masih pake baju. Penjaganya pun memberikan tongkat untuk mengambilnya. Hasilnya gue lama banget dalam kamar ganti sampai-sampai cewek yang ngantri di belakang gue marah-marah. Gue doain aja moga-moga tuh cewe gak cepat tua deh karena sering marah, kan mestinya sesame cewek dia ngerti gimana kalau cewek ganti baju.
Ketika jalan keluar supir angkotnya nelpon dan marah-marah kenapa membatalkan perjanjian padahal dia sudah rugi banyak. Tapi mau diapakan lagi toh sekarang dia juga sudah tidak bisa menjemput kami karena sudah kembali ke kota. Karena gak tau mau bilang apa lagi temanku segera mematikan telponnya. Kasihan juga pak sopir itu sudah mau mengantar kami yah walaupun dengan harga yang mahal tapi kan setidaknya kami telah membayar setengah dari perjanjian yang dibuat jadi boleh dibilang impas. Dalam saya merasa cukup bersalah juga kenapa menerima tawaran orang asing dan membatalkan perjanjian. Dalam perjalanan pulang kami beru ngobrol dengan dua orang asing yang sama sekali tak ku ketahui nama dan pekerjaannya. Sempat berfikir begaimana kalau mereka penjahat atau buronan. Tapi pada akhirnya sampai juga kok dirumah dengan selamat walaupun hujan-hujan dan seluruh badan pegal-pegal tapi ya lumayan lah buat refresing sehari kan besoknya bakalan kembali kerutinitas biasa kuliah dengan rute rumah kampus.
Kembali keperjalananya, akhirnya sampai juga di tempat tujuan, Pemandian alam bantimurung merupakan salah satu tempat wisata yang ramai pengunjungnya apalagi hari minggu kayak sekarang. Baru di pintu masuk aja udah bergerombol orang apalagi didalamnya. Pokoknya semua model ada deh mulai dari orang tua sampai anak-anak jangan kan anak-anak balita pun ada. Setelah ngantri ambil tiket masuk, cari tempat buat barang-barang, ritual pun dimulai. Biasa foto-foto abis itu mandi kan gak lucu ke pemandian tapi gak mandi. Karena kebetulan semua teman ku pengen mandi jadi kami bergantian jaga barang. Setelah puas berendam di bawah air terjun gue dan teman-teman naik untuk beristirahat.
Sementara asik-asiknya duduk, eh tiba-tiba ada yang menyapa dua orang cowok gak dikenal minta tolong buat di jagain tasnya. Karena orang asing jadi kami gak langsung terima. Dalam pikiran ku mulai timbul pikiran-pikiran aneh, bagaimana kalau ini orang sengaja nitip tasnya terus nanti kami di tuduh mengambil barang mereka terus disuruh ganti deh atau kalau tidak barang kami yang diambil (dasar otak sinetron…). Lama kemi berunding akhirnya karena kasihan melihat mereka teman ku pun setuju. Dan satu lagi mereka menawarkan untuk pulang bareng. Awalnya kami menolak untuk pulang bersama soalnya takut di culik atau diapa-apain tapi karena tawarannya menguntungkan jadi kami menerima tawarannya. Kami pun segera menelpon supir angkot tadi untuk membatalkan janji agar dia tidak menjemput kami lagi. Singkat cerita setelah puas mandi dan main kami siap-siap untuk pulang dan tentunya bersama kenalan baru tadi. Oh iya waktu di kamar ganti saat ganti pakaian terjadi hal memalukan, betul-betul bikin malu, kan kamar gantinya gantungannya kurang jadinya gue menaruh tas di sela-sela batu (kamar mandinya di buat dari gua yang di bentuk jadi ruang ganti), baju gue kemudian gue keluarkan dan gue simpan di sela batu yang lain tapi ternyata itu bukan sela batu tapi goa, semacam lorong lah. Jadilah pakaian gue terjun kelorong itu otomatis gue panic dan secara otomatis pula tirainya gue buka padahal gue sama teman gue Cuma pakai sarung untung masih pake baju. Penjaganya pun memberikan tongkat untuk mengambilnya. Hasilnya gue lama banget dalam kamar ganti sampai-sampai cewek yang ngantri di belakang gue marah-marah. Gue doain aja moga-moga tuh cewe gak cepat tua deh karena sering marah, kan mestinya sesame cewek dia ngerti gimana kalau cewek ganti baju.
Ketika jalan keluar supir angkotnya nelpon dan marah-marah kenapa membatalkan perjanjian padahal dia sudah rugi banyak. Tapi mau diapakan lagi toh sekarang dia juga sudah tidak bisa menjemput kami karena sudah kembali ke kota. Karena gak tau mau bilang apa lagi temanku segera mematikan telponnya. Kasihan juga pak sopir itu sudah mau mengantar kami yah walaupun dengan harga yang mahal tapi kan setidaknya kami telah membayar setengah dari perjanjian yang dibuat jadi boleh dibilang impas. Dalam saya merasa cukup bersalah juga kenapa menerima tawaran orang asing dan membatalkan perjanjian. Dalam perjalanan pulang kami beru ngobrol dengan dua orang asing yang sama sekali tak ku ketahui nama dan pekerjaannya. Sempat berfikir begaimana kalau mereka penjahat atau buronan. Tapi pada akhirnya sampai juga kok dirumah dengan selamat walaupun hujan-hujan dan seluruh badan pegal-pegal tapi ya lumayan lah buat refresing sehari kan besoknya bakalan kembali kerutinitas biasa kuliah dengan rute rumah kampus.
otakmu ajaib, bissanya itu buronan, ahhahahaha dasar nyinetron. hahahahaha lagi deh, ke malino. nyoookkk :))
BalasHapus