Kamis, 08 April 2010

USG (ULTRASONOGRAFI)


 
A. PENGERTIAN DAN FUNGSI USG
Di zaman sekarang ini saat teknologi sudah semakin canggih, apalagi dari tehun ke tahun para ilmuwan dan peneliti terus berusaha untuk menemukan sesuatu hal yang baru, penelitian-penelitian it uterus berkembang dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan manusia. Aspek yang turut mendapatkan dampak besar dari kemajuan teknolii yaitu aspek kesehatan. Salah satu alat kesehatan yang menggunakan teknologi yaitu banyaknya penggunaan alat-alat kedokteran yang menggunakan computer. Salah satunya adalah USG.
USG adalah singkatan dari ultrasonografi yaitu suatu alat yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi yang dipancarkan oleh suatu penjejak (yang disebut transduser) pada suatu organ yang diperiksa. “Jadi, pemeriksaan USG tidak memakai sinar X atau rontgen untuk menghasilkan gambar janin. Walaupun sebenarnya menggunakan rontgen atau sinar X cukup aman tetap saja menakutkan dan ada "efek buruk", tetapi dengan USG yang berbasis gelombang suara maka impian tersebut dapat terkabul.USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz - 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor.
Fungsi USG dalam kehamilan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui usia kehamilan
2. Kehamilan tunggal atau kembar
3. Mengetahui kelainan bawaan janin
4. Mengetahui gangguan pertumbuhan janin
5. Mendeteksi adanya kemungkinan terjadi preeklamsi pada usia kehamilan lebih lanjut
6. Mendeteksi adanya kemungkinan terjadi pertumbuhan janin yang terhambat ( PJT ) pada usia kehamilan lebih lanjut
7. Mendeteksi kemungkinan lahir prematur
8. Mendeteksi adanya kelainan pada organ reproduksi ibu pada saat kehamilan misalnya adanya kista ovarium dan myoma
B. Sejarah USG
USG yang ditemukan seiring dengan perkembangan teknologi sangat membantu dunia kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Dalam hal ini yang dimanfaatkan adalah kemampuan gelombang ultrasonik dalam menghancurkan sel-sel atau jaringan “berbahaya” ini kemudian secara luas diterapkan pula untuk penyembuhan penyakit-penyakit lainnya. Misalnya, terapi untuk penderita arthritis, haemorrhoids, asma, thyrotoxicosis, ulcus pepticum (tukak lambung), elephanthiasis (kaki gajah), dan bahkan terapi untuk penderita angina pectoris (nyeri dada). Tepatnya sekitar tahun, prinsip kerja gelombang ultrasonic mulai di terapkan dalam bidang kedokteran.
Dalam hal ini yang di manfaat kan dalam USG saat pertama kali di temukan adalah kemampuan untrasonik dalam menghancurkan sel-sel atau jaringan “berbahaya” yang kemudian secara luas di terapkan pula untuk penyembuhan penyakit-penyakit lainnya. Misalnya terapi untuk penderita arthritis, haemorrhoids, asma, thyrotoxicosis, ulcus pepticum (tukak lambung), elephanthiasis (kaki gajah), dan bahkan terapi untuk penderita angina pectoris (nyeri dada). Baru pada awal tahun 1940, gelombang ultrasonik dinilai memungkinkan untuk digunakan sebagai alat mendiagnosis suatu penyakit, bukan hanya untuk terapi. Hal tersebut disimpulkan berkat hasil eksperimen Karl Theodore Dussik, seorang dokter ahli saraf dari Universitas Vienna, Austria. Bersama dengan saudaranya, Freiderich, seorang ahli fisika, berhasil menemukan lokasi sebuah tumor otak dan pembuluh darah pada otak besar dengan mengukur transmisi pantulan gelombang ultrasonik melalui tulang tengkorak. Dengan menggunakan transduser (kombinasi alat pengirim dan penerima data), hasil pemindaian masih berupa gambar dua dimensi yang terdiri dari barisan titik-titik berintensitas rendah. Kemudian George Ludwig, ahli fisika Amerika, menyempurnakan alat temuan Dussik. 
Tahun 1949, John Julian Wild, ahli bedah Inggris yang bekerja di Medico Technological Research Institute of Minnesota, berkolaborasi dengan John Reid, seorang teknisi dari National Cancer Institute. Mereka melakukan investigasi terhadap sel-sel kanker dengan alat ultrasonik. Beberapa jenis alat yang dibuat untuk kepentingan investigasi tersebut antara lain B-mode ultrasound, transduser/alat pemindai jenis A-mode transvaginal, dan transrectal. Prinsip alat-alat tersebut mengacu pada sistem radar. Oleh sebab itu mereka kemudian menyebutnya sebagai Tissue Radar Machine (mesin radar untuk deteksi jaringan). Beberapa hasil penelitian lanjutan yang cukup penting dalam bidang obstetri ginekologi antara lain ditemukannya metode penentuan ukuran janin (fetal biometry), teknologi transduser/alat pemindai digital, transduser dua dimensi dan tiga dimensi modern penghasil tampilan gambar jaringan yang lebih fokus, dan penentuan jenis kelamin janin dalam kandungan (Fetal Anatomic Sex Assignment/FASA).
Teknologi transduser digital sekira tahun 1990-an memungkinkan sinyal gelombang ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonik akan melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser. Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari transduser penghasil gambar dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti inilah hingga USG berkembang sedemikian rupa hingga saat ini. Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging yang dikenal sampai saat ini Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive). Interaksi antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendetektian hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi dasar bekerjanya peralatan MI. 
Pada awalnya saat baru di temukan USG ini bentuknya sangat tidak praktis, besar alatnya kira-kira sebesar lemari es 2 pintu, tetapi karena perkembangan iptek yang sangat pesat sampai dalam kurung waktu kurang lebih 20 tahun saja sudah demikian maju, sehingga hampir tiap tahun ada teknologi baru yang di tambahkan. 
Sampai sekarang ini yang menjadi dasar seluruh alat USG adalah USG 2 dimensi, artinya walaupun menggunakan lebel 4 dimensi tapi tetap berdasar pada system 2 dimensi. Dimensi untuk dialam kita saja hanya ada dimensi panjang lebar dalam. Tapi entahlah kalau kedepannya ada ilmuwan yang menemukan dimensi lainnya. USG 3 dimensi yang kira-kira ada sekitar 3-4 tahun yang lalu adalah hasil dari pengembangan 2 dimensi panjang dan lebar yang dengan proses computer (sgala macam processor-processor yang baru) dapat di buat rekonstrusi dari potongan-potongan gambar 2 dimensi menjadi tampilan 3 dimensi di layar monitor, sehingga kita bisa melihat bagaiman bentuk bayi secara jelas, bagaiman bentuk hidungnya dahinya atau bibirnya. Artinya dengan teknologi 3 dimensi ini profil bayi sudah dapat di lihat
C. Persiapan alat 
Dalam USG persiapan alat yang di butuhkan adalah
  Transduser, Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.
  Monitor-monitor yang digunakan dalam USG
  Mesin USG, Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC cara USG merubah gelombang menjadi gambar.

D. Cara kerja
Seperti kebanyakan alat-alat lainnya USG juga punya cara kerja tersendiri. Cara kerja USG adalah dengan menempelkan bagian alat yang disebut trans duser pada bagian luar tubuh. Lalu secara bertahap potongan gambar dikirim ke layar monitor. USG digunakan dengan cara memanfaatkan gelombang ultrasonic sebagai prinsip kerjanya. Jadi bukan menggunakan sinar X seperti yang di ketahui orang awam. USG mempunyai frekuensi gelombang seara di atas 20 KHz (20.000 gelombang perdetik), sementara gelombang suara yang dapat kita dengar sehari-hari yairu20-20.000 Hz. Semntare untuk keperluan diagnistik di butuhkan sumber suara dengan frekuensi 1-20 MHz. namun yang di gunakan pada umumnya adalah 3,5 MHz, 5 MHz, serta 7,5 MHz. penggunaan 3,5 MHz atau lebih untuk USG perabdominam dan 5 MHz atau lebih untuk USG pervaginam.
Pemeriksaan USG di kelompokkan ke dalam 2 yaitu :
1. Pervaginam, ibu hamil harus berbaring telentang dan perutnya akan diberi minyak atau jelly. Kemudian sebuah transduser digerakkan perlahan-lahan di permukaan perut. “Pemakaian jelly ini berguna karena di atas kulit terdapat lapisan udara yang dapat memantulkan kembali gelombang suara yang datang.”
  Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakukan pemeriksaan dalam.
  Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu. 
  Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing. 
  Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim. 
  Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi. 
  Tidak menyebabkan keguguran. 
2. Perabdominan, perlu diketahui pada pemeriksaan ini ibu hamil akan di minta menahan air kencingnya sebelum pemeriksaan karena pada kehamilan trimester 1karena pada waktu itu, organ genitalia intern masih berada di bawah rongga panggul. Tertutup oleh massa usus yang berisi gas, selain juga dilindungi oleh tulang panggul sehingga menghalangi penjalaran gelombang USG. Untuk mengatasi hal itu harus dibantu dengan kandung kemih yang penuh. Dengan demikian kandung kemih itu akan mendesak massa usus keluar dari rongga panggul sehingga rahim terdesak lebih jauh. Itulah mengapa sering dikatakan juga air kemih itu sebagai jendela ventilasi untuk meneropong ke dalam.

  Probe USG di atas perut. 
  Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu. 
  Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak baru menembus rahim.
Pemeriksaan dengan USG wajib semasa kehamilan sebetulnya hanya dua kali, yaitu: 
 Saat pertama kali pemeriksaan kehamilan/ trimester 1 (usia kehamilan berapa pun namun biasanya pada usia kehamilan 10-12 minggu). Pemeriksaan ini dilakukan sebagai skrining awal. Gambaran janin yang masih sekitar 8 cm akan terlihat tampil secara utuh pada layar monitor. 
 Usia kehamilan 20-24 minggu/trimester 2 sebagai skrining lengkap. Setelah usia kehamilan lebih dari 12 minggu gambaran janin pada layar monitor akan terlihat sebagian-sebagian/tidak secara utuh. Karena alat scan USG punya area yang terbatas, sementara ukuran besar janin sudah bertambah atau lebih dari 8 cm. Jadi, untuk melihat kondisi janin dapat per bagian, misalnya detail muka, detail jantung, detail kaki dan sebagainya. 
Selain itu, penggunaan alat USG dapat dilakukan atas dasar indikasi yakni: 
 Pemeriksaan USG serial untuk mengukur pertumbuhan berat badan janin. 
 Bila perlu pada usia kehamilan 38-42 minggu untuk melihat bagaimana posisi bayi apakah melintang, kepala turun, dan lainnya.
E. Indikasi 
Dalam pemeriksaan usg ada beberapa indikasi yaitu
1. Usia kehamilan tidak jelas
2. Tersangka kehamilan multipel
3. Perdarahan dalam kehamilan
4. Tersangka kematian mudiqah (janin)
5. Tersangka kehamilan ektopik
6. Tersangka kehamilan mola
7. Terdapat perbedaan tinggi fundus uteri dan lamanya amenorea
8. Presentasi janin tidak jelas
9. Tersangka pertumbuhan janin terhambat
10. Tersangka janin besar
11. Tersangka oligohidramnion/polihidramnion
12. Penentuan profil tersangka biofisik janin
13. Evaluasi letak dan keadaan plasenta
14. Adanya resiko/tersangka cacat bawaan
15. Alat bantu dalam tindakan obstetri, seperti versi luar, versi ekstraksi, plasenta manual,dsb
16. Tersangka hamil dengan IUD
17. Tersangka kehamilan dengan bentuk uterus abnormal
18. Tersangka kehamilan dengan bentuk uterus abnormal
19. Sebagai alat bantu dalam tindakan intervensi seperti amniosintesis, biopsivili korales, transfusi intrauterine, fetuskopi, dsb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar